Al-Qassam, "Bila Kehancuran Menimpa Kami, Mereka Juga Harus Mengalami Kehancuran Lebih Besar"

Hingga kini, pejuang Palestin menyatakan telah berada dalam kondisi bersiap sedia melakukan pembalasan dan menangkal serangan Israel.

Dalam tajuk "Pengeboman Gaza Menguatkan Sikap Hamas", Mahmud Zahar salah seorang pemimpin Hamas menyatakan kepada media Christian Science Monitor, bahawa Hamas memang telah bersedia menghadapi serangan Israel yang sudah lama diduga akan menggempur Gaza.

Dalam wawancara itu, Zahar menyatakan keyakinannya, "Kami mempunyai pikiran dan tekad yang kuat. Setelah kami menguasai Gaza, Fatah dan Israel bahkan mengira kami akan tumbang hanya dalam tempoh tiga hari saja. "

Ia menambah, "Tapi semua yang mereka lakukan (AS dan Israel) justru menguatkan kebencian Palestin kepada mereka. Sementara di sisi lain, hal itu menjadi entry point bagi perjuangan kemerdekaan dan sikap kami. "

Berkenaan dengan persiapan Hamas menghadapi serangan Israel, disebutkan oleh Zahar bahwa para pemimpinan tertinggi gerakan pahlawan Palestin yang lain juga sudah menyatakan barada dalam persiapan yang sempurna. Pimpinan tertinggi Batalion Izzuddin Al-Qassam telah menyatakan bahawa para anggotanya akan bekerja mengintensifkan pengeluaran senjata dan missil serta bom.

"Jika mereka datang (Israel), maka kehancuran besar memang akan menimpa kami. Tapi kami akan berusaha sekuat tenaga agar kerugian besar juga terjadi pada mereka. Mereka mengatakan, bahawa alasan penyerangan mereka adalah karena rudal dan missil yang kerap dilakukan pejuang Palestin. Padahal mereka juga memecah belah pemerintahan Palestin agar mereka bisa menguasainya secara lebih sempurna, " ujar seorang pejuang bersenjata Hamas.

Megenai dengan pertukaran tawanan dengan Israel, Zahar menegaskan bahawa perundingan memang sedang dilakukan melalui mediator. Tapi, "Kami akan lebih rasional dari mereka. Kebanyakan tawanan yang meminta pembebasan dari mereka itu sudah lebih dari 15 tahun dikurung dalam penjara. Sedangkan Israel mengatakan mereka menolak pembebasan tawanan yang ada kaitan dengan pembunuhan Israel. Apakah PM Israel Ehud Olmert tidak berlumuran darah?"

Christian Science Monitor menunjukkan analisa yang selari dengan pendapat Zahar. Bahawa kekejaman Israel di Gaza justeru memperkuat posisi pahlawan Palestin untuk mengusir penjajahan Israel, bukan melemahkannya. Pembantaian di kampung Az Zaitun yang membunuh 19 orang Palestina termasuk sejumlah pejuang, "Takkan menambah apapun kecuali kekuatan bagi Hamas dan takkan menambah apapun bagi para pejuang kecuali keteguhan. " (na-str/aljzr, pic)

0 comments:

Post a Comment