Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Ikhwanul Muslimin: Kekuatan Islam di Mesir (Bhgn 2)

Sosok Albana yang cerdas, ikhlas, namun tetap memilih jalan perjuangan dengan kesederhanaannya, hal ini banyak menarik hati rakyat Mesir. Siapa pun yang diajaknya bicara selalu terkenang dengan kebersihan hati beliau yang memancar dari kedua matanya yang jernih dan senyumnya yang tulus. Albana selalu mengajak orang-orang yang ditemuinya untuk kembali ke jalan Islam yang lurus, untuk kembali ke jalan dakwah Rasulullah SAW yang hanya menggantungkan hidup dan kehidupan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dakwah Ikhwan pun berkembang luas dan merekrut banyak kader di berbagai kota di Mesir.

Di tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiyah ke Kairo. Penekanan dakwah yang dilakukan Ikhwan adalah memakmurkan masjid-masjid, menghidupkan pembinaan (usrah) dalam arti sebenarnya dan hanya untuk menegakkan Islam dalam dada para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan-perpustakaan, dan pusat-pusat kegiatan sosial di Mesir.


Model dakwah Islam yang dilakukan Ikhwan ini selalu membantu dan meringankan kehidupan rakyat Mesir yang saat itu masih banyak yang kesusahan dalam arti sebenarnya. Selain menanamkan ruhiyah umat dengan tauhid yang benar, wala wal baro’ yang lurus, Ikhwan lewat Albana juga merintis usaha perekonomian kerakyatan yang banyak membantu kesulitan hidup rakyat Mesir kebanyakan. Inilah kiprah Albana yang mampu membuat gebrakan baru yang belum pernah dilakukan oleh para ulama besar di Al-Azhar saat itu.


Pada masa itu, banyak orang Mesir di Kairo yang alergi dengan nilai-nilai Islam. Barat dengan segala hal yang sesungguhnya merusak dianggap sebagai peradaban yang jauh lebih maju ketimbang Islam. Islam dipinggirkan dan dianggap sebagai agama yang jumud. Albana dengan Ikhwannya meluruskan anggapan yang keliru ini dengan tulus dan cinta. Umat tidak dicekoki dengan materi-materi tarbiyah yang nyeleneh, yang haq dinyatakan haq sedangkan yang bathil dikatakan bathil, jadi tidak pernah Ikhwan dan Albana “mengusap-usap” sesuatu yang makruh menjadi al-haq. Ketegasan Ikhwan seperti inilah yang membuatnya beda dan menarik hati ratusan ribu hingga jutaan umat Islam yang ada.






Garam Bukan Lipstik


Orientasi gerakan Ikhwan di Mesir ingin mengubah rakyat Mesir yang tadinya alergi terhadap Islam dan menderita minderwaardigheit-complex, perasaan minder karena beragama Islam, menjadi umat yang bangga dengan Islam. Strategi awal adalah memberi kejernihan dalam makna syahadat yang merupakan gerbang utama dalam berIslam. “Tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad adalah Rasulullah SAW!” Inilah Islam yang sejati. Jadi tiada tuhan-tuhan yang lain selain Allah SWT.


Cita-cita besar gerakan Ikhwan di Mesir adalah mengubah masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang semata berlandaskan Syariah Islam. Dengan tegas Ikhwan selalu mengatakan memperjuangkan Syariah Islam dan tidak pernah malu-malu atau ragu untuk mengatakan hal itu.


Dalam waktu singkat, gerakan Ikhwan pun mendapat kader yang cukup banyak. Sehingga pada tahun 1936 mendapat perhatian khusus dari penguasa Mesir ketika itu. Seperti halnya Rasulullah SAW yang dalam mendakwahkan Islam banyak mengirim surat kepada raja-raja di Jazirah Arab untuk menerima Islam secara utuh dan membuang tradisi-tradisi yang tidak baik, Hasan Albana pun tanpa ragu dan tetap dengan santun namun tegas mengirimkan berbagai surat seruan kepada Raja Faruk dan para menterinya untuk sadar dan mau membuang undang-undang Barat yang sekuler dan menggantinya dengan Undang-Undang Islam, yakni kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadts.


Bukan itu saja, Albana juga menyerukan agar para pemimpin dan pejabat Mesir bisa mencontohkan hidup yang baik kepada rakyatnya seperti tidak hidup bermewah-mewahan (apalagi atas fasilitas negara yang sebenarnya merupakan uang rakyat) di tengah lautan kemiskinan dan kesulitan hidup rakyatnya, mengharamkan pergaulan bebas, mengharamkan berjudi dalam segala bentuknya, menghentikan segala acara yang dianggap mubazir dan foya-foya seperti yang ditampilkan di berbagai klub malam dan panggung hiburan, dan menegakkan sholat (jadi bukan hanya mengerjakan sholat).


Selain itu, dalam suratnya, Albana juga menyerukan agar para pejabat negara mulai membiasakan berbahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an menggantikan bahasa Ingris dan Perancis yang saat itu biasa dilakukan para pejabat dalam acara-acara kenegaraan, menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Islam dan tidak memasukkan anak-anak Mesir ke sekolah-sekolah Barat yang secara akidah akan bisa sangat merusak.


Saat itu, surat seruan ini sangat menggemparkan Mesir. Banyak pejabat Mesir yang tidak suka karena mereka telah terbiasa hidup mewah dari fasilitas negara, namun rakyat kebanyakan sangat mendukung karena menganggap tugas asasi para pejabat negara dan alat-alat negara lainnya adalah melayani umat, bukan umat yang harus jadi pelayan atau bahkan sapi perah bagi para pejabat tersebut. Politik sesungguhnya adalah cara untuk mengIslamkan negara, bukan sebaliknya, Islam dijadikan sekadar alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang sangat murah dan absurd. (rz/bersambung)




Baca bahagian 1 disini
Read more!

Hassan, Husam and The Truth About Fuel Subsidy

**These good article has been taken from Bro Sheih kickdefella


Last night, Hassan Marican appeared on National Television willingly to bare all about Petronas. Unfortunately, the only answer he should have gave last night to those stupid panels (and moderator) was “Bloddy hell, what a stupid question! Go and **PAKLAH** yourself la!” but he remained calm though.


Most probably the instruction was to grill him as though the increase of fuel prices is all Petronas faults.


Meanwhile, Last week, before leaving for Dubai, Dato’ Husam Musa called for a Press Conference to reveal all the facts and to justify his claim that it is not necessary for the government to increase fuel prices. It is also to give his insights on how actually it is possible to reduce the fuel prices.


Unfortunately, none of it ever came out in the mainstream papers although we have about 30 journalist and broadcaster packing the small office. The TVPAS reporter came ten minutes later and arrogantly left the room because the session already started. As a result, the session goes unrecorded. It was a total blackout on what was said and PAS official organ too play a role in it.


I have written in this blog all the facts and have published the figures to justify the claim where many are more interested to use rhetoric and to show the slimy strength by demonstrating and cause misery to the already much affected taxi drivers and shoppers in KL.


To some politicians, it is easier to get your photos and story published in newspaper by behaving like hooligans in public places yet when you got the chance to speak up, only buckets of nonsense do come out.


Today I will continue with my essay and we will discuss how it is possible to reduce the price of fuel prices and to put a stop in the already escalating cost of living.



Kerajaan Tidak Berlaku Jujur Di dalam Soal Subsidi Bahan Bakar


Kerajaan mendakwa terpaksa membelanjakan hampir RM40 Billion untuk menampung subsidi bahan bakar. Ini adalah sebenarnya satu dusta ataupun, satu cubaan oleh kerajaan untuk mengelirukan rakyat Malaysia.


Hakikatnya adalah,


• Kerajaan tidak menanggung satu senpun untuk subsidi bahan bakar.
• Subsidi bahan bakar juga tidak termasuk dalam data perbelanjaan kerajaan.
• Subsidi bahan bakar sebenarnya tiada.
• Yang ada hanyalah wang yang dibelanjakan oleh kerajaan untuk subsidi tol, subsidi pengangkutan awam, subsidi bahan makanan dan lain-lain subsidi tetapi bukan untuk bahan bakar.


Oleh yang demikian, kenyataan berikut oleh Menteri Kewangan Ke Dua adalah tidak tepat dan bersifat cuba mengelirukan rakyat.



Data yang dikeluarkan oleh Perbendaharaan Negara jelas tidak seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kewangan Ke Dua, Menteri-Menteri Kabinet, Abdullah Ahmad Badawi dan juga oleh Khairy Jamaluddin di Persidangan Agung UMNO 2007.


Data Perbendaharaan Negara menunjukkan maklumat berikut,



Menurut Laporan Perbendaharaan Negara dalam carta 4.3 Perbelanjaan Mengurus Kerajaan Persekutuan 2008, jumlah subsidi yang ditanggung Kerajaan pada tahun 2007 ialah RM12.1 billion iaitu 9.8% daripada RM124 Billion Perbelanjaan Mengurus Kerajaan. Manakala pada tahun 2008, jumlah subsidi yang diramal oleh kerajaan ialah RM10.1 Billion atau 7.9% daripada jumlah RM129 Billion peruntukan Perbelanjaan Mengurus Kerajaan yang diluluskan dalam belanjawan 2008.



Ini jelas menunjukkan bahawa perbelanjaan mengurus subsidi bahan bakar tidak pernah termasuk didalam perbelanjaan kerajaan kerana,


• Data perbelanjaan mengurus oleh Perbendaharaan menunjukkan jumlah yang lebih kecil dan tentu sekali tidak dapat menampung jumlah subsidi yang kononnya berjumlah RM40 Billion.
• Jumlah subsidi bahan bakar juga tidak termasuk di dalam data-data lain di dalam akaun kerajaan seperti yang tercatat di dalam laporan tahunan Perbendaharaan Negara.


Oleh yang demikian, dari manakah datangnya subsidi tersebut? Subsidi tersebut sebenarnya tidak pernah wujud.


Bahan bakar yang diguna untuk keperluan domestik diperolehi menerusi,


• Mekanisme tukaran minyak mentah negara.
• 400 tong minyak mentah berkualiti “Tapis Blend” iaitu minyak mentah berkualiti paling tinggi di tukar di pasaran global dengan keperluan minyak mentah dalam negara.
• Minyak mentah ini setelah diproses kepada petrol dan diesel di jual kepada rakyat pada harga yang ditentukan oleh kerajaan.
• Kerajaan memperolehi “keuntungan” bersih (kerana kerajaan tidak membelanjakan apa-apa) dari cukai yang dibayar oleh Syarikat Petroleum, Stesen-stesen minyak dan lain-lain pembekal.




Benarkah Minyak Mentah Malaysia Hanya Untuk Beberapa Tahun Lagi?


Kebelakangan ini, rakyat diberitahu bahawa sumber petroleum Malaysia akan berakhir dan negara akan menjadi pengimport bersih (net importer) bahan bakar ini. Ini dijadikan alasan oleh kerajaan untuk menaikan harga minyak dan seterusnya menarik “subsidi” bahan bakar bagi menyediakan rakyat dengan harga semasa bila negara mula mengimport minyak untuk kegunaan tempatan.


Bagaimanapun, Laporan Tahunan Petronas 2006 mencatatkan bahawa sumber minyak mentah Malaysia cukup sehingga tahun 2024.



Hassan Marican, Pemangku Pengerusi, Presiden dan Ketua Pegawai Eksekutif Petronas, pula menjelaskan kepada media bahawa pada tahun 2011 Malaysia akan menjadi net importer Petroleum kerana permintaan dalam negara akan melebihi keluaran minyak mentah negara. Ini bererti permintaan dalam negara akan melebihi 700 ribu tong sehari. Tetapi pada tahun 2011 dan seterusnya, negara akan masih mampu mengeluarkan 700 ribu tong minyak mentah sehari, itu tidak dinafikan oleh beliau.


Berdasarkan Laporan Tahunan Petronas semenjak 1980 melaporkan bahawa simpanan minyak mentah Malaysia semakin bertambah dan bukannya berkurang. Dalam tahun 1980. Dilaporkan bahawa simpanan minyak mentah Malaysia adalah sebanyak 3 billion tong, namun semenjak itu kita telah mengeluarkan lebih 4 billion tong dan hari ini kita hasih mengeluarkan sebanyak 650 ke 700 ribu tong sehari setiap hari selama 365 hari dan pada kadar ini boleh bertahan untuk 20 tahun lagi.


Sebenarnya, simpanan minyak mentah negara semakin bertambah dan bukannya berkurang. Pada tahun 2008, simpanan minyak mentah negara ialah 4 billion tong dan Malaysia berada di tempat ke 28 di dalam pemilik simpanan minyak terbesar dunia.



Minyak mentah Malaysia sebenarnya tidak akan kering dengan begitu cepat. Ini kerana Petronas, sebuah firma petroleum yang dimiliki oleh rakyat Malaysia melabur ratusan juta ringgit setiap tahun bagi mencari telaga minyak baru di seluruh dunia.


Menerusi pelaburan itu terhasilnya penemuan-penemuan baru dan menurut laporan yang sama, nisbah penggantian pada waktu ini ialah 1:1.8 liter.


Ini bererti, bagi setiap satu liter yang digunakan oleh Petronas menemui 1.8 liter sumber baharu. Ini bermakna kadar penggantian adalah lebih besar dari kadar penggunaan.



Penurunan Harga Minyak Tidak Mustahil


Bagi mengoptimunkan perolehan kerajaan menerusi minyak mentah kerajaan sebenarnya tidak perlu menaikan harga minyak. Bahkan kerajaan boleh mengoptimunkan perolehannya dengan menurunkan harga minyak pada waktu yang sama.




Pengurangan Penggunaan Petrol dan Diesel


Harga petrol Malaysia adalah yang tertinggi di kalangan negara-negara pengeluar minyak. Berdasarkan jumlah penduduk 26 juta orang dan kadar pengeluaran minyak mentah sebanyak 650 ke 700 ribu tong sehari, Malaysia mempunyai nisbah pengeluaran yang amat tinggi tetapi ianya tidak dinikmati oleh rakyatnya yang jauh lebih rendah dari negara-negara pengeluar lain.


Harga bahan bakar petrol dan diesel ini perlu diturunkan dan sememangnya mampu diturunkan. Antara proses-proses yang perlu diambil untuk menurunkannya adalah seperti berikut.


Peralihan daripada penggunaan Petrol dan Diesel kepada gas asli untuk kenderaan atau NGV perlu dilakukan kerana faktor-faktor berikut,


• Malaysia adalah negara ke 13 di dunia mempunyai simpanan gas asli terbesar. Pada tahun 2004, Dato’ Mustapha Mohamed mengumumkan simpanan gas asli Malaysia adalah sebanyak 89 trillion kaki padu.
• Walaupun kerajaan menggalakan penggunaan NGV kerana ia lebih bersih dan mesra alam tetapi kerajaan tidak mewajibkan setiap stesen minyak menyediakan kemudahan ini. Akibatnya stesen NGV amat terhad dan tertumpu di sekitar Lembah Klang sahaja.
• Penggunaan NGV secara meluas oleh pemilik kenderaan akan mengakibatkan permintaan terhadap petrol dan diesel berkurangan.
• Kesannya negara boleh menjual lebih minyak mentah dan ini akan membawa lebih banyak pulangan.
• Menerusi pendapatan lebihan ini, harga petrol dan diesel dapat dikurangkan lagi.




National Petroleum Advisory Council


Penubuhan semula National Petroleum Advisory Council (NPAC) bagi mengumpulkan pakar-pakar bagi merancang guna sumber tenaga negara dan mementuk polisi-polisi tenaga Negara yang berkesan. NPAC ditubuhkan bersama dengan penubuhan Petronas tetapi ianya sudah tidak wujud lagi pada hari ini.



Petronas sering mencatat keuntungan besar dari setahun ke setahun. Dan sebagai sebuah syarikat yang menjaga khazanah milik rakyat Malaysia, struktur organisasi Petronas perlu bermatlamat menjaga kepentingan rakyat.


Oleh itu NPAC perlu dihidupkan semula dengan melantik tokoh-tokoh berwibawa dan bukan semata-mata ‘perlantikan politik’. Dengan erti kata lain, menghidupkan semula NPAC tidak bermakna jika sekadar mahu melantik tokoh-tokoh UMNO yang telah ‘expire’ seperti contohnya dengan melantik Abdul Rahim Thamby Chik atau Zainuddin Maidin.




Check And Balance Di Dalam Petronas


Pada hari ini, Tan Sri Dato’ Mohd. Hassan Merican memegang ketiga-tiga jawatan tertinggi Petronas iaitu Sebagai Pengerusi, Presiden dan Ketua Pegawai Eksekutif Petronas. Sebelum ini dua jawatan ini disandang oleh individu berlainan.


Tanpa mahu mempertikaikan pencapaian dan kejayaan yang dibawa oleh Tan Sri Dato’ Seri Mohd. Hassan Marican sejak diteraju Petronas, namun dengan memegang ketiga-tiga jawatan ini, Tan Sri Dato’ Seri Mohd. Hassan Marican menjadi begitu kuat sehingga menyukarkan check and balance di dalam Petronas seterusnya mengakibatkan tiada ketelusan di dalam pengurusan Petronas.




Kesimpulan


Rakyat Malaysia seharusnya menikmati kemakmuran daripada kenaikan harga minyak dipasaran dunia. Sebagai pengeksport bersih minyak mentah, kenaikan harga minyak beerti pulangan tambahan kepada negara.


Malang sekali, bukan sahaja tidak dapat menikmati kemakmuran daripada sumber hasil negara ini, rakyat Malaysia dibebankan pula oleh kenaikan harga minyak yang seterusnya memberi kesan berantai terhadap harga barang-barang keperluan.


Berdasarkan hujah-hujah dan data-data yang telah diketengahkan, terbukti bahawa tindakan kerajaan untuk menaikan harga minyak adalah tidak berasas.


Ini membuktikan kelemahan di dalam pengurusan oleh kerajaan dibawah pimpinan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi.


Rakyat Malaysia seharusnya menuntut hak mengecapi kemakmuran sebagai negara pengeluar minyak dan menyeru kerajaan menurunkan semula harga minyak. Jika ini tidak dilakukan, ekonomi negara akan merudum dan rakyat bukan sahaja akan menderita akibatnya tetapi terpaksa pula berdepan dengan pelbagai masalah sosial yang berpunca darinya.




Pulangkan Hak Rakyat Segera!



Type rest of the post here
Read more!

Who will be the 'Messiah' of UMNO?

By Motro

Ini bukan fasal 'the last supper'.
Dulu saya pernah terserempak dengan Tan Sri Khaled Ibrahim bersama keluarga disebuah restoran di PJ State, tengah 'supper' barangkali, sebab jauh malam juga masa itu. Masa itu DSAI baru saja kena tangkap. Saya nak tanya dia, siapa lagi 'the messiah of malays'. Sebab ramai orang, saya tak sempat nak tanya. Kalau hari ini saya terserempak dengan Nazri Aziz pula, saya nak tanya, siapa pula 'the messiah of UMNO'. Kalau boleh, dapat terserempak masa 'supper' juga.

Bila seorang keluar dari agama, secara prinsipnya dia dah hilang kepercayaan pada agama itu, bukan pada individu dalam agama itu.

Tapi perang Karbala lain pula, ia jadi, sebab tidak sehaluan dengan pemimpin, namun tak ada seorang pun keluar ugama, murtad, tapi kelompok yang tak besetuju, memerangi pemimpin.

20 minit selepas pengumuman TDM keluar UMNO, seorang yang saya kenal lama, bekas wartawan dan juga bekas setiausaha akhbar Menteri Besar kata,

"Mahathir dengan track record dia sebagai 'statesman' sudah cukup untuk mempengaruhi rakyat. Namanya saja sudah cukup besar, tak timbul isu dia menyokong atau menyertai mana-mana parti."

Yang mana satu ?
Kalau ikut kronologi, parti UMNO yang sekarang ini ditubuhkan oleh Mahathir dan Sanusi. Sekarang, kedua-dua pengasas itu telah keluar parti. Maka jelaslah UMNO tidak lagi relevan untuk orang Melayu, kalau mengikut tafsiran dan tindakan TDM. Kalau relevan, TDM dan Sanusi akan terus 'berperang' dari dalam UMNO sendiri. Mungkin tak ada ruang lagi untuk mereka berjuang dalam UMNO.

TDM sendiri pernah kata "UMNO has now become completely paralyse"

http://www.youtube.com/watch?v=wqW02-wHDAo&feature=related
(minit ke 05:25)

Komen TDM pula, beliau meletakan keahlian selagi AAB kekal Presiden. Kata TDM lagi, UMNO sekarang ini lebih seperti parti milik AAB. Juga menyarankan ahli UMNO mesti berani untuk mengembalikan perjuangan asal penubuhan UMNO.

UMNO sendiri pun dah dua kali 'ditubuhkan'. Perjuangan asal yang mana satu?

Sekarang, secara dasarnya, perjuangan mereka akan dibuat dari luar UMNO. Untuk atas kewajaran apa pun, apa yang bakal disebut oleh TDM bukan lagi atas semangat UMNO sebab beliau telah menjatuhkan talak dengan UMNO.

Perjuangan marhaen
Cukup setakat ini fasal UMNO sebelum kita sambung dalam perenggan lain.

Sekarang cuba kita lihat keadaan sebenar orang kita. Cuba senaraikan kegelisahan orang Melayu di bandar sekarang ini. Barang mahal, beras mahal, gaji tak cukup, anak sekolah minta belanja lebih, kereta nak bayar, nama kena blacklist Bank Negara, bank minta bayar kredit kad, minyak mahal, pakai kereta kena 'budget' minyak, takut kalau kereta 'breakdown' ...duit lagi.

Bini pula nak bersalin.... Nak hantar balik kampung pula... Nak minta mak mertua jaga pula... Mesti nak 'hulur' sikit pada mak mertua.

Lain pula cerita kalau ada anak nak kahwin, duit belanja kenduri... Adui..
Itu semua kehidupan tipikal orang Melayu, rakyat Malaysia seluruhnya, benda yang mereka hadap hari-hari.
Tak kira lagi anak, adik atau abang kena tangkap merempit, syabu, ketum. Kes culik budak-budak lagi.

Hal hal diatas sudah cukup untuk melemaskan orang Melayu.

Sekarang ditambah pula dengan 'clash of the Titan' tadi.

Macamana pula orang di luar bandar, di pedalaman ceruk kampung. Tak kira lah di Semenanjung atau Sabah, Sarawak ke.

Barang makanan mahal, dah tentulah. Bekalan air paip pula tak tentu ada kalau kita pergi kampung pedalaman. Tiang letrik pun tak ada lagi, macamana pulak nak ada mentol letrik dirumah. Macammana anak-anak orang kampung kita nak pakai internet, broadband, Wi-Fi. Tak lama lagi Wimax pula. Jalan tar pun tak ada. Kena ikut jalan becak, habis kasut, seluar berlumpur.

Klinik jauh berpuluh batu, kalau sakit, kena mintak orang yang ada kenderaan tolong hantar, kalau tak ada jugak, jalan kaki lah. Ada tempat yang cuma boleh sampai dengan bot atau kapalterbang atau helikopter saja. Dah berpuluh tahun macam itu. Genting Highland tahun 70 'an, macam itulah, helikopter ialah pengangkutan utama. Tapi Genting Highland, tempat mewah , ini fasal kampung orang, kawasan penempatan pendalaman.

Budak pergi sekolah naik bot tak pakai 'life jacket', kalau kemalangan, lemas, barulah lintang pukang. YB nya pun sibuklah menyalahkan itu ini. Kementerian pun sibuklah cakap nak buat penambaikan. Kerajaan negeri pula sibuk 'review' projek untuk rakyat, kononnya. Budak sekolah balik ikut jalan sunyi, jalan gelap, kena rogol, kena bunuh. Ada banyak lagi benda yang dirisaukan orang rakyat pendalaman, rakyat marhaen.

Royal-tea cups
Bila kita baca hal-hal diatas dalam suratkhabar atau berita TV, peliknya, mana perginya duit royalti minyak itu semua. Dari tahun 2000 - 20007, royalti Terengganu RM 7.3 billion, Sarawak RM 4 bilion lebih, Sabah RM 1 billion lebih.Tapi kesemua negeri pengeluar minyak ini masih bergelut dengan kedaifan infrastruktur, miskin tegar, tanah terbiar banyak, kemudahan sekolah tak cukup, tahap akademik, terutama anak lelaki, rendah.

Semua orang tahu kedudukan Terengganu dan Sabah dalam senarai kemiskinan. Tak perlu untuk menjadi pakar ekonomi kalau setakat nak buat rumusan mengatakan perancangan ekonomi dan pembelaan rakyat adalah statik, pincang dan korup.

Kalau dilihat jumlah royalti yang dah dapat atau yang patut dapat, segala masalah itu boleh diselesaikan dalam satu malam.

Janganlah royalti itu jadi minuman yang dituang kedalam cawan untuk hidangan orang-orang tertentu. Mana perginya RM 3 billion 'wang ehsan' Terengganu yang tak ada dalam akaun ? ('ehsan' atau 'hey my son')

Really-tea break
Rakyat sekarang terhimpit, susah, lemas sebab ekonomi dan politik yang huru hara.

Jadi sekarang apakah signifikan nya tindakan TDM itu pada UMNO dan orang Melayu marhaen amnya. Jelas, TDM tidak lagi mempercayai UMNO sebagai wadah perjuangan Melayu.

Waktu TAR menyingkir TDM, semangat TDM masih bersama UMNO. Jadi kalau TDM sendiri menyingkirkan diri dari UMNO, bukan setakat beliau tidak ada menaruh harapan pada kepimpinan UMNO sekarang, malahan pada perjuangan UMNO itu sendiri. UMNO tidak lagi relevan pada beliau.

Soalnya, apakah pertelingkahan ini dapat memberi jawapan kepada masalah yang sedang dihadapi oleh orang Melayu dan rakyat seluruhnya sekarang ini. Rakyat sedang menanti pelan tindakan, perlaksanaan dan 'date line' untuk penyelesaian kesemua masalah ini.

Bagi majoriti masyarakat marhaen di bandar, isu UMNO ini tak lebih seperti satu 'realiti show', sebab, realitinya mereka bukan penyokong UMNO. Tak kira lah siapa yang menang, tak ada kena mengena dengan mereka. Rakyat di bandar yang rata-ratanya penyokong pembangkang, lebih memikirkan masalah-masalah yang berjela-jela diatas, masalah 'survival' harian. Mereka lebih beri perhatian pada strategi Pakatan Rakyat. Berita UMNO yang keluar di TV atau suratkhabar lebih merupakan santapan dan hiburan untuk melegakan hati mereka sekejap masa 'tea break'.

Orang UMNO yang berjawatan saja yang ambil serius dan jenis ahli yang 'opportunist' sebab TDM juga membuat 'tawaran' akan menyertai semula UMNO jika AAB tidak lagi Presiden UMNO. Ini sedikit 'tricky'. Memanglah TDM ialah bekas Presiden dan PM yang berjaya.

Namun, kita selalu dengar orang UMNO cakap, pemimpin datang dan pergi, UMNO masih tetap gagah. Biasa juga kita dengar, UMNO itu lebih besar dari mana-mana individu. Shahrir Samad pernah kata begitu semasa beri komen tentang DSAI.

Apakah UMNO rela diperlakukan sebegitu, yang mana individu boleh keluar masuk sesuka hati bergantung samada parti sanggup menunaikan hasratnya ?


Cakap siapa yang betul ?
"Mana ada parti yang keramat, tak ada apa yang keramat nya pun, yang jadi kan keramat atau tidak ialah orang itu sendiri" Kata seorang kenalan saya.

Anwar Ibrahim di label penderhaka , pengkhianat bangsa Melayu, pembelot, tak ada moral dan macam-macam lagi. Samaada DSAI disingkir atau menubuhkan parti , itu hal lain. Pokoknya dia bukan dalam perjuangan UMNO.

Begitu juga tindakan TDM sekarang ini, bukan lagi atas landasan UMNO. Bukan itu saja, malahan TDM telah menyedia dan mengumumkan di media, pelan untuk menjatuhkan kerajaan sekarang. Walaupun ada pelan untuk 'rebuild', tapi itu agenda kedua yang mana BN dan UMNO sudah hilang perisai, terdedah pada sabotaj dan 'ambush'. Berani kah pemimpin UMNO beri label yang sama pada TDM dalam Perhimpunan Agung akan datang, lantaran 'destroy and re-build plan' nya itu.

Bagi UMNO, hanya perjuangan atas landasan mereka saja yang betul. Perjuangan orang lain tak betul walaupun untuk matlamat yang sama.

Seorang lagi Tun, TMH, Tun Musa Hitam, dalam satu ucapan di satu majlis anjuran Dewan Perdagangan Melayu Kuala Lumpur dan Dewan Perdagangan dan Industri Antarabangsa Malaysia, pada 23 Mei lepas, mengulangi kenyataan beliau yang mengatakan keputusan PRU 12 adalah satu tanda kematangan demokrasi di Malaysia.TMH mengatakan inilah satu-satunya pilihanraya yang membangkitkan isu asas, isu 'bread and butter' rakyat. Isu ugama dan kaum tidak lagi jadi 'subject', tapi 'submerge' oleh isu-isu corruption, kronisme dan nepotisme.

Tiada banyak kegusaran dilihat dari ucapan TMH, jika dibanding dengan kegusaran yang dibuat-buat oleh politikus pemerintah dan beliau kelihatan puas dengan keputusan PRU 12 lepas.

TMH melihat ada 'cahaya di hujung terowong' untuk kesuburan politik, ekonomi dan sosial dari keputusan PRU 12 lalu. TMH begitu optimistik dengan masa depan Malaysia ditengah kekalutan politik dan suasana ekonomi sekarang ini.

Apakah beliau optimis dengan 'style' pentadbiran AAB yang dikatakan terbuka atau peralihan kuasa dalam UMNO yang di umumkan atau perubahan 'landscape' politik oleh Pakatan Rakyat, yang dikatakan bakal berlaku atau setakat nak menyedapkan hati tetamu majlis saja?

Pass the baton to win the relay.
Ada satu 'management cliche' yang popular, "the only thing that constant is CHANGE". (Perubahan ialah sesuatu yang tetap berlaku)

Izinkan saya menambah, "perkara yang melembabkan progres ialah NOSTALGIC"

CHANGE ialah benda yang paling ditakuti oleh Melayu dan NOSTALGIC ialah makanan dan mimpi indah Melayu. Orang Melayu cukup suka mengenang kegemilangan lampau, tapi pada masa yang sama lupa tentang realiti hari ini.

Tiap Nabi dan Rasul yang diutuskan tak lain tak bukan untuk mengubah. 'CHANGE'. Setiap kali itu juga Rasul dan Nabi akan ditentang habis-habisan sebab umatnya tak mahu perubahan. Kalau sekarang ini dah tak ada Rasul yang turun lagi, kita sendirilah kena ubah. Asalkan jangan ada yang mengaku Nabi, cukup lah.

Ezam pulang ke UMNO sama seperti waktu Dataran Serengeti dilanda kemarau. Sungai dan tasik banyak yang kering. Masing-masing tengah mencari lopak air. Masa inilah mangsa dan pemangsa berada dalam jarak yang paling dekat. Keadaan di lembah Tanzania kini amat terdesak. Penghuninya sanggup melakukan apa saja, walaupun kudrat tak seberapa.Namun, yang paling berkuasa ketika ini bukan lah karnivor, tapi herbivor paling besar, gajah. Yang kurang bernasib baik, akan berdepan dengan dua situasi, dibaham karnivor atau mati kering.

Dulu, Nabi Isa al Masih a.s datang nak 'scrap' amalan ugama yahudi yang masa itu dah sesat, materialistik dan hipokrit. Walaupun Nabi Isa a.s gagal mengubah kaumnya secara total, tapi usahanya diteruskan oleh pengikut baginda.

Jadi kalau di Malaysia ini ada yang nak 'scrap' parti yang asyik berebut dan mengekalkan jawatan sesama sendiri, tambah pula dah 'overloaded' dengan unsur-unsur materialistik dan hipokrit. Rakyat pula tambah susah, 'scrap' saja lah.
Alasannya mudah saja, apa guna wujud, kalau wujud tak bawa munafaat.

Dengan usia sekarang ini pun, dah kira pencapaian yang 'extra ordinary' untuk sebuah parti dalam sistem demokrasi. Dah boleh masuk 'hall of fame'. Cukuplah, bagilah peluang parti lain pula, 'pass' lah baton itu.
Malay-sia has to win gold medal through PRo sprinter.

http://rainwonder.blogspot.com


Read more!

Ikhwanul Muslimin: Kekuatan Islam di Mesir (Bhgn 1)

Membahas peta kekuatan politik Islam di Mesir tidak bisa lepas dari membincangkan gerakan Persaudaraan Islam atau Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan oleh Asy-Syahid Hasan Albana hampir tujuh dekade lalu. Bahkan banyak gerakan Islam dunia, di Asia, Australia, Eropa, maupun Amerika, terinspirasi dari gerakan al-Ikhwan ini.

Tidak aneh jika kekuatan politik Barat yang sekuler melihat IM sebagai salah satu ganjalan terberatnya dan lewat berbagai konspirasi di medan nyata maupun media, mereka banyak melontarkan fitnah keji bahwa IM berada di balik semua aksi teror hingga kini.

Kemunculan gerakan IM tidak bisa lepas dari perjalanan dakwah Islam di dunia Arab itu sendiri, bukan hanya di Mesir. Ada rentang yang teramat jauh hingga menunjuk sekitar abad ke 700 Masehi atau tepatnya tahun 661 M di mana saat itu Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah pertama dalam apa yang sekarang kita kenal sebagai masa Dinasti Muawiyah.

Dunia Islam menyikapi naiknya Muawiyah sebagai khalifah dengan dua wajah yang saling bertentangan secara diametral: ada kelompok yang menolaknya dan ada pula yang menerima bulat-bulat.

Kelompok yang menolak kekhalifahan Muawiyah menganggap penguasa ini mendapat kekuasaan secara tidak sah. Walau demikian, kelompok yang anti ini juga terbagi dua yaitu mereka yang menolak dengan tegas dan telah menyusun perencanaan matang untuk meluruskan jalan kekhalifahan Islam, dan ada pula yang juga menolak namun mereka lebih memilih jalan aman yaitu melarikan diri kepada Islam ritual guna menghindari bentrokkan dengan penguasa. Yang terakhir ini antara lain diwakili oleh kalangan sufi atau tarekat-tarekat.

Kelompok kedua adalah mereka yang bisa menerima kekuasaan Muamiyah secara bulat. Kelompok yang beraliran politik ”Daripada-Mendingan” alias pragmatis ini beranggapan bahwa biapun Muawiyah jauh dari citra Islam politik yang sesungguhnya, tapi minimal Muawiyah bagaimana pun telah mempersatukan umat Islam di bawah sebuah negara yang berdaulat.


Kelompok yang terakhir ini juga melihat bahwa Muawiyah masih bisa dianggap sebagai cermin dari kekhalifahan Islam antara lain dia tidak melarang umat untuk meyakini rukun iman dan menjalankan rukun Islam yang lima. Hal ini melahirkan golongan umat Islam yang lebih khusyuk dengan hal-hal yang bersifat pribadi atau ubudiyah dan saat ini dikenal sebagai kelompok Islam tradisonal.

Kelompok pertama yang secara tegas ingin menjalankan syariat Islam secara kaffah, walau hal itu harus berhadapan dengan penguasa, secara terencana menyusun langkah demi langkah—marhalah dakwah—agar suatu saat nanti bisa membentuk sebuah pemerintahan yang lebih Islami. Cita-cita yang sedemikian jelas ini membuat banyak penguasa geram dan melakukan penumpasan terhadap tokoh-tokohnya.

Kelompok inilah yang menjadi cikal bakal gerakan Islam modern seperti halnya gerakan al-Ikhwan yang bermula di Mesir.

Kiprah Al-Ikhwan

Gerakan al-Ikhwan didirikan di kota kecil di pinggir terusan Suez bernama Ismailiyah, Mesir, oleh seorang guru yang menjalani kehidupannya dengan penuh kesederhanaan bernama Hasan al-Banna, bulan Maret 1928. Saat Albana mendirikan Ikhwan, sebenarnya dia baru lulus dari Darul Ulum, sebuah lembaga pendidikan guru di Kairo. Setelah lulus, Albana oleh pemerintah Mesir ditempatkan di Ismailiyah guna mengajar di sebuah sekolah lanjutan pertama.

Sebagai seorang ’kutu buku’ dan gemar mengamati perkembangan sejarah dan politik di Mesir dan juga Dunia Islam keseluruhan, Albana meyakini jika Islam-lah satu-satunya solusi bagi kemerdekaan sejati seorang manusia dan juga bangsa. Setiap hari Albana membincangkan hal ini, menularkan semangat keIslamannya kepada semua yang diajaknya bicara. Di kelas, Albana bukan sekadar seorang guru yang secara formal mengajarkan materi pelajaran secara kaku, namun dia dengan penuh kecintaan dan juga semangat berusaha dengan sekuat tenaga menanamkan kepada anak didiknya pemahanan yang lurus tentang Islam, yang berawal dari pemahaman yang benar tentang syahadatain.

Setelah mengajar, Albana sering berkunjung ke kedai-kedai kopi yang memang banyak bertebaran di Ismailiyah dan menjadi tempat berkumpulnya warga kota. Di tempat yang strategis ini, dirinya berdialog dengan siapa saja yang dijumpainya dan menyampaikan segala apa yang menjadi cita-citanya. Saat adzan bergema, Albana selalu berangkat ke masjid terdekat dan mendirikan solat bersama warga lainnya. Dakwahnya di kedai-kedai kopi ini sering dilakukan sampai malam hari sehingga lama-kelamaan banyak warga Ismailiyah yang mengenal Albana sebagai seorang yang pintar, berkepribadian hangat, murah senyum, dan shalih. Banyak warga kota yang menjadikan Albana sebagai tempat mencari nasehat atau solusi bagi permasalahan yang tengah dihadapinya.

Dakwah yang dilakukan Albana tidak hanya dilakukan di Ismailiyah, namun juga di kota-koa lainnya di seluruh negeri. Ini dilakukannya di saat liburan panjang di setiap musim panas. Albana selalu bepergian ke berbagai wilayah, kota maupun desa, dan menyampaikan dakwahnya. Walau telah dikenal sebagai seorang tokoh, namun kesederhanaan seorang Albana tidaklah luntur. Ketika bepergian ke luar daerah, Albana masih saja suka menumpang kendaraan umum.

Pernah satu ketika ada seorang ikhwah yang menjumpai Albana tengah naik kereta api kelas rakyat. Albana ditanya mengapa masih saja bepergian naik kereta rakyat. Dengan senyum yang begitu tulus, Albana menjawab bahwa dirinya naik kereta ini karena tidak ada lagi jenis kereta yang lebih sederhana dan murah. Jika saja ada kereta yang lebih murah, maka dirinya akan memilih menumpang kendaraan tersebut. Mendengar jawaban yang keluar dari hati yang penuh keikhlasan, sang ikhwah pun begitu terharu. Hal ini menjadikannya lebih bersemangat untuk tetap berjuang di jalan dakwah ini. Mungkin lain halnya jika sang Mursyid Aam ini menumpang sebuah mobil mewah atau kereta api kelas VIP. (rz/bersambung)


Dipetik dari portal Eramuslim
Read more!

Jangan guna parlimen untuk kepentingan politik individu - Sultan Mizan

KUALA LUMPUR, 29 April (Hrkh) - Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong, Al-Watiqubillah Sultan Mizan Zainal Abidin ibni Almarhum Sultan Mahmud al-Muktafi Billah Shah dalam titah baginda di parlimen pagi tadi, meminta ahli-ahli Dewan Rakyat yang terpilih supaya menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan penuh dedikasi, ikhlas, jujur serta sentiasa menunjukkan tingkah laku yang terpuji demi maruah diri dan negara.

ImageBaginda bertitah demikian di Mesyuarat Pertama Penggal Pertama Parlimen ke-12, di Parlimen pagi tadi.

Baginda menegaskan, ini adalah disebabkan penghormatan dan keyakinan rakyat kepada Parlimen sebagai sebuah badan perundangan tertinggi negara bergantung kepada peranan ahli Dewan Rakyat.

"Jadikanlah dewan yang mulia sebagai persada untuk menyampaikan teguran yang membina dan pendapat-pendapat yang bernas dan hendaklah menjadikan kepentingan negara sebagai matlamat utama dan tidak menggunakan dewan yang mulia ini bagi kepentingan politik individu," tegas baginda.

Justeru baginda meminta penyertaan aktif dan perbahasaan yang berkualiti hendaklah menjadi keutamaaan ahli dewan rakyat.



ImageDalam masa yang sama, baginda meminta kerajaan memajukan sektor pertanian dengan matlamat menjadikannya sebagai penjana ketiga pertumbuhan ekonomi negara melalui tranformasi daripada pertanian tradisional kepada entiti komersial.

Baginda juga melahirkan rasa gembira kerana Malaysia diiktiraf sebagai peneraju pensijilan halal.

Baginda turut menegaskan, pencapaian ekonomi yang dinikmati selama ini tidak akan bermakna sekiranya rasuah, salahguna kuasa dan penyelewengan masih berlaku.

Justeru, baginda berkata, sepertimana yang diumumkan Perdana Menteri, usaha-usaha pembanterasan rasuah akan dipertingkat melalui perstrukturan semula BPR dan menubuhkan suruhanjaya pencegahan rasuah Malaysia, jawatankuasa Parlimen Imagebebaskan rasuah, dan lembaga penasihat pencegahan rasuah serta penambahan bilangan pegawai pencegah rasuah.

Baginda turut berkata, kerajaan komited untuk mengadakan penambahbaikan memperkasakan sistem kehakiman negara supaya terus kekal adil, dihormati dan bebas dari sebarang pengaruh selari dengan hasrat rakyat.

"Sistem kehakiman yang adil dan efektif adalah penting untuk meningkatkan keyakinan rakyat terhadap sistem perundangan negara. Sehubungan itu, suruhanjaya pelantikan hakim akan ditubuhkan bagi membantu menilai dan memilih calon yang sesuai untuk dilantik sebagai hakim," titah baginda.

Baginda turut bertitah, pembangunan kerohanian juga penting bagi meningkatkan kesejahteraan umat.

Image"Beta memandang berat gejala sosial seperti penagihan dadah, penyelewengan akidah, dan sebagainya yang boleh menjejaskan kesucian Islam," titah baginda lagi.

Baginda turut bertitah bahawa pilihan raya umum telahpun berlalu dan rakyat memberi mandat sekali lagi kepada kerajaan untuk mentadbir negara.

Oleh itu, baginda menasihatkan ahli-ahli Yang Berhormat menunjukkan sifat dan tingkah laku yang terpuji agar nama baik dewan mulia sentiasa terpelihara.

"Laksanakanlah kepercayaan yang diberi oleh rakyat dengan mengambil bahagian yang aktif dengan penuh tanggungjawab dalam semangat demokrasi berparlimen," titah baginda lagi. - mks.

Read more!

Perlembagaan Malaysia dan Perlembagaan Islam : Suatu Perbandingan

OLEH SYED IBRAHIM SYED ADBUL RAHMAN

Mengikut pencapaian ilmu sekarang, setiap yang diakui sebagai sebuah negara yang diwujudkan tidak lengkap kalau tidak mempunyai perlembagaannya sendiri samada bertulis atau tidak.
Perlembagaan adalah perlu samada ianya Islam atau tidak. Dengan perlembagaan boleh diketahui dan ditentukan peraturan hidup, hak-hak warganegara, system kehakiman, kuasa kerajaan. Badan Penggubal Undang-Undang dan berbagai-bagai lagi. Sekurang-kurangnya Perlembagaan akan mengandungi ciri asas dan bingkai pemerintahan dan kuasa-kuasa diwujudkan diperuntukan dan dilindungi.

Perlembagaan Malaysia sememangnya tersedia dan sudah terpakai sekian lama. Ia mengandungi ciri asas dan bingkai pemerintahan beserta dengan kuasa-kuasa yang terdapat di dalamnya. Ia memnuhi kehendak ukuran moden dan bersesuaian dengan system demokrasi yang diamalkan. Walaupun dari beberapa sudut ianya boleh dikritik dan perbahasan mengenainya akan berterusan.

Tetapi perlembagaan Islam pada zaman sekarang masih belum ada satu contoh yang sedang terlaksana. Selain daripada huraiannya sebagai konsep sahaja, belum ada ijmak mengenai sesuatu Perlembagaan yang terlaksana di negara-negara umat Islam.

Walaupun begitu ciri-ciri Perlembagaan Islam itu mungkin terdapat pada satu-satu Perlembagaan di negara-negara umat Islam sekarang dan mungkin berbeza cirri-ciri tersebut di antara satu sama lain.

Di Malaysia sekarang nampaknya bukan isu lagi samada perlembagaan Islam atau tidak, tetapi penekanan telah berubah kepada samada Malaysia adalah sebuah negara Islam ataupun tidak. Ia telah dijadikan isu yang dipertikaikan dari sudut politik.


Biasanya dalam system demokrasi, isu politik ditenangkan atau dimantapkan melalui menggubal undang-undang mengenai isu tersebut. Selepas itu dia tidak akan menjadi isu politik lagi.

Tetapi sekarang, isu Perlembagaan Malaysia, samada Islam atau tidak, bukan lagi menjadi isu, tetapi ditekankan bahawa Malaysia adalah negara Islam.

Dengan meletakkan Islam sebagai agama Persekutuan dan agama Negeri, diterima sebagai asas akademik dan juga politik iaitu pencapaian persefahaman yang paling minima yang boleh diterima pakai oleh warganegera berbilang kaum.

Oleh itu selebihnya memerlukan pengisian dan inilah hujah yang sekarang diketengahkan untuk menyakinkan masyarakat umum yang berbilang kaum.

Kita tidak boleh melabelkan Perlembagaan Malaysia sebagai tidak Islam dengan hanya menuduh secara rambang kerana hujah yang perlu dikemukakan hendaklah bersesuaian dengan tahap pencapaian ilmu perundangan sekarang dan perkara yang ditimbulkan hendaklah menunjukkna perbezaan nyata pada perkara pokok atau asas-asasnya.

Dari satu segi yang paling asas, kita boleh bercakap fasal sumber undang-undang. Perlembagaan Islam meletakkan sumber undang-undang ialah Al-Quran dan As-Sunnah, tetapi Perlembagaan Malaysia meletekkan undang-undang tertinggi ialah Perlembagaan tersebut (Perkara 4 (1).

Mengikut amalannya, sebarang pertikaian undang-undang Perlembagaan, mahkamah akan mencari duluan (precedent) dimana-mana negara yang menggunakan common law Inggeris untuk membantu membuat sesuatu keputusan.

Dengan meletakkan bingkai persekitaran seperti yang dinyatakan di atas sahaja telah dengan sendirinya mengenepikan sumber asas Islam dan dengan itu prinsip dan amalan merujuk kepada khazanah ilmu Islam terus terpinggir.

Ini bererti prinsip dan amalan merujuk kepada khazanah Islam telah dikeluarkan daripada gelanggang.

Tidak berupaya hakim berugama Islam untuk merujuk kepada khazanah ilmu Islam dan dengan itu terpaksa akur dengan tafsiran Islam dalam Perlembagaan iaitu menyentuh dan berkaitan dengan adat istiadat rasmi dalam bingkai persekutuan.

Tafsiran ini sememangnya sesuai dengan sikap sekularisma yang diresmikan iaitu dalam kontek sejarah perlembagaan agama Kristian di negara-negara Barat. Islam ditafsirkan dalam kontek pengertian agama yang mereka fahami.

Di antara memilih pengertian agama dan Islam, lebih baik kita memilih pengertian Islam yang sebenar dan dengan itu boleh menghapuskan pengertian resmi Islam dalam Perlembagaan Malaysia.

Ini hanya boleh dibuat jika kita merasakan bahawa pengertian Islam dalam Perlembagaan aalah satu bidaah besar dan penghalang kepada seruan dakwah.

Sepatutnya ini menjadi satu cabaran utama jika kita sebenar kenal halangan yang kita mampu atasi sekarang.

Apa yang dimaksudkan ialah tidak hanya menerangkan dan berdakwah mengenai pengertian Islam sebenar diluar gelanggang, tetapi memasukkan Islam dengan pengertiannya yang lengkap dalam gelanggang.

Ini boleh dibuat melalui pindaan perlembagaan Negeri dengan memasukkan definisi Islam dalam Perlembagaan Negeri.

Kelantan dan Terengganu mampu membuat pindaan tersebut. Usaha seperti ini boleh merapatkan semula jurang pemahaman di kalangan umat Islam mengenai agama yang sebilangan besar daripada mereka adalah menjadi pegawai-pegawai Kerajaan, Hakim dan Pentadbir negara. Mereka boleh berhujah semula dengan bersandarkan Undang-undang negara/negeri.

Persoalan kedua ialah Majlis Syura. Ada pandangan yang menyokong bahawa Parlimen dalam bentuk system demokrasi sekarang boleh dianggap sebagai Syura. Tetapi dalam kontek Perlembagaan Islam, Majlis Syura adalah dianggotai oleh bilangan yang lebih kecil dianggap mereka yang layak dari segi peribadi, berilmu, wibawa dan taqwa.

Jika Majlis Syura ini diwujudkan, ianya adalah lebih tinggi tarafnya daripada Parlimen dan boleh menegur untuk pinda sebarang undang-undang yang diluluskan oleh Parlimen dan kuasa ini mengikut kaedah sekarang adalah sebahagian daripada kuasa kehakiman.

Dalam kontek Islam Majlis Syura berperanan sebahagian daripada peranan eksekutif iaitu pembuat dasar dan sebahagian lagi berperanan sebagai peranan kehakiman iaitu mengawasi undang-undang yang dibuat oleh Parlimen.

Contoh yang dilaksanakan sekarang boleh dibuat seperti di Iran. Tetapi di sana kuasa tersebut tidak diletakkan pada suatu majlis, tetapi pada Wilayatul Faqih yang dibantu oleh jawatankuasanya tersendiri.

Jawatankuasa ini tidak mempunya protokol seperti dalam system demokrasi sekarang kerana ianya bukan sebagai organ kerajaan.

Perkara ketiga ialah Al-adi (justice). Persoalan keadilan menyentuh dua aspek tertentu.

Pertama mengenai keadilan mengikut undang-undang dan kedua ialah keadilan pemerintahan secara menyeluruh iaitu termasuk keadilan sosial dan ekonomi.

Keadilan mengikut undang-undang menekan prinsip kesamarataan iaitu tidak ada pilih kasih atau latar belakang seseorang tidak menjadi perkiraan dari segi pendedahan kepada perlaksanaan tindakan undang-undang.

Adil dalam pemerintahan mengikut kacamata Islam memerlukan sedikit huraian. Doktrin komunisme menyanggah sistem sosial demokratik kapitalis bertujuan untuk mengujudkan keadilan sosial.

Almarhum Syed Qutb banyak menulis secara kritis mengenai sistem sosial demokratik kapitalis dan sistem komunis.

Tetapi beliau tidak menganjurkan dengan jelas bagaimana struktur kerajaan perlu diubah untuk membentuk dan mengiktiraf manusia yang berperibadi tinggi mengenai keperihatinan insaniyahnya.

Perlembagaan Malaysia membentuk tiga organ pemerintahan iaitu badan eksekutif, badan kehakiman dan badan pembuat undang-undang (parlimen).

Strukturnya pula melibatkan dua sektor iaitu sektor awam dan sektor swasta. Dalam kontek Islam juga selain daripada dua sektor tersebut strukturnya mempunyai satu lagi sektor iaitu sektor ijtimae.

Sumber ijtimae berdasarkan kepada sunnah Rasulullah (s.a.w) dan Khulaffah Arrashidin. Maksud Firman Allah :

"Dan sesungguhnya engkau adalah mempunyai akhlak yang termulia (Al-Qalam 4)."

Di zaman moden ini keseluruhan tumpuan pemikiran dan pembangunan ilmu adalah bertujuan untuk memaksimakan hasil berupa matabenda.

Organisasi dan struktur negara adalah juga untuk mencapai setinggi pembangunan fisikal dan mental tetapi tidak spiritual atau rohani.

Dengan itu diwujudkan pasaran untuk menampung keperluan manusia yang hari demi hari bertambah dengan berlipat ganda.

Organisasi pasaran akan menawarkan nilai tertentu dan bidang perniagaan akan kalut untuk menyediakan keperluan untuk perbekalan kepada permintaan tersebut.

Tenaga-tenaga petugas samada sebagai pentadbir ataut pengurus adalah sama-sama mengejar upah atau keuntungan yang senantiasa tidak boleh memberi kepuasan.

Taraf kehidupan akan meningkat dengan meningkatnya sara hidup serta meningkatnya juga kebanggaan diri dan status dalam masyarakat.

Jika didorong oleh perasaan tamak dan haloba sedikit demi sedikit akan terjerumus dan terperangkap dalam sifat individualistik.

Kebebasan begini yang memencilkan, yang dipertahankan oleh system sekarang bukannya sifat meriah masyarakat dan bersama-sama mendahulukan kepentingan masyarakat daripada kepentingan peribadi.

Sumber utama untuk membetulkan semula kepincangan yang sedang berlaku sekarang dan telah menjadi satu trend, ialah merujuk semula kepada sikap Rasulullah (s.a.w) terhadap matabenda. Sikap tersebut adalah akhlak seperti dimaksudkan di dalam ayat di atas.

Dari sudut ini ada dua perkara penting yang perlu difahami.Pertama, perncapaian dan keberhasilan matabenda bukan menjadi objektif utama dan keduanya tidak dipengaruhi oleh perasaan megah atau bermewah dengan keberhasilan matabenda (seperti ghanimah).

Pada hari ini ramai orang di kalangan rakyat yang berasa lebih puas dengan hasil kerja (job satisfaction) yang mereka berikan daripada semata-mata diukur dengan sara pendapatan.

Ini berlaku di kalangan professional, ahli-ahli sains pakar dan juga pentadbir dan pengurus.

Ganjaran yang mereka dapat cukup untuk menampung keperluan hidup berkeluarga, selainnya mereka mengharapkan pengiktirafan.

Kalau kita mengambil kehidupan Rasulullah (s.a.w) dan Khulaffah Arrashidin sebagai contoh yang paling ekstrim, ia boleh dijadikan sebagai ukuran akhlak standard terhadap kemampuan menguasai metabenda tetapi menjalani hidup yang bertenaga dengan kemampuan tersebut.

Satu pemaparan yang agak aneh sekarang tetapi inilah akhlak Islam dan ini juga menjadi sumber dan lambang kepada punca keadilan sosial yang hendak dibina di abad ini dan akan datang.

Sumbangan khidmat dari pengorbanan yang diberikan tidak mengharapkan habuan matabenda atau nilai pasaran tetapi semata-mata kerana Allah.

Kita tahu bahawa sebahagian besar daripada masyarakat sememangnya bergantung kepada keperihatinan belas kasihan daripada segolongan besar juga daripada golongan masyarakat.

Tetapi keadaan sebenar seperti ini tidak diambil hal oleh system yang berkuasa sekarang kerana penekanannya kepada system nilai matabenda.

Dengan itu segala sifat keperihatinan belas kasihan sesama manusia tidak diambil kira.

Dengan erti kata lain system demokratik kapitalis tidak mengiktiraf dan memberi ganjaran sewajarnya kepada sumbangan khidmat sukarela dalam struktur pemerintahan.

Oleh itu keadilan dalam pemerintahan sudah tentu tidak dapat dijalankan dengan sempurna.

Mereka yang mempunyai sifat tamak haloba, berkepentingan diri dan pandai gelecek akan cepat jadi kaya dan dengan kekayaan boleh mendapat kedudukan dan pengiktirafan.

Harta kekayaan juga akan berkisar di kalangan yang berpunya.

Perlembagaan Islam akan memasukkan sektor ijtimae sebagai salah satu daripada sektor teratas daripada dua sektor lain.

Ini bertujuan untuk memberi pengiktirafan secara tertentu bagi menggalakkan lagi golongan masyarakat masyarakat yang bekerja untuk kepentingan masyarakat daripada kepentingan diri.

Mereka tersebut boleh bergiat di dalam kedua sektor lain seperti sebagai pentadbir atau pengurus atau sebagai ahli perniagaan tetapi senantiasa mendahulukan kepentingan masyarakat dan kerjaan membantu mereka untuk berjaya.

Mereka juga akan diberikan penghargaan dan protokol tertentu sebagai sanjungan kepada khidmat bakti dan pengorbanan mereka.

Dengan cara ini sahaja masalah kepincangan sistem sosial yang berlaku sekarang dapat diatasi kerana dari satu aspek penting sememangnya syistem tidak dapat menentukan kejayaan, tetapi yang boleh menentukan kejayaannya ialah kewibawaan manusia sendiri dan dengan itu berlakunya keadilan sosial akan lebih terjamin.

Dari satu sudut lain, sistem nilai yang berlaku sekarang akan berubah kepada lebih prihatin dan sebenarnya penyayang.

Perkara keempat ialah kebebasan beragama. Di antara perkara penting di dalam Perlembagaan Madinah ialah memantapkan hak-hak beragama kepada orang-orang bukan Islam.

Walaupun Perlembagaan Malaysia meletakkan Islam sebagai agama Persekutuan ianya bersyarat iaitu agama-agama lain bebas untuk diamalkan {Perkara 3 (i)}.

Di dalam Islam hak dan kebebasan beragama adalah dijamin malah sememangnya ada persamaan, tetapi jaminan itu menjadi lebih kukuh kerana ianya dihubungkait dengan aqidah seorang Muslim dan dengan itu menjadi tanggungjawab negara Islam untuk menjaga kebebasan tersebut.

Perkara kelima ialah sistem demokrasi. Ada beberapa lagi aspek yang perlu disentuh untuk menunjukkan perbezaan di antara Perlembagaan Malaysia dan Perlembagaan Islam tetapi yang pentingnya adakah system demokrasi dalam Perlembagaan Islam?

Persoalan masih belum diselesaikan secara ilmiah. Sistem demokrasi telahpun diterima dan setakat ini tidak aka kritikan jelas oleh para ulamak yang mungkin menyakinkan kita bahawa sistem pengundian ini tidak bertentangan dengan Islam.

Oleh itu kalau Islam menerima sistem demokrasi dan Islam juga menjamin hak beragama kepada yang bukan Islam, perbezaan hanya tinggal pada kandungan kepada sebahagian daripada undang-undang hak, kebebasan wanita yang dilihat daripada kacamata berbeza dan system ekonomi.

Rumusan

Berdasarkan kepada kajian-kajian seperti di atas, untuk mengubah sumber rujukan perundangan kepada Al-Quran dan As-Sunnah, mengwujudkan Majlis Syura adalah satu perkara yang memerlukan pindaan kepada Perlembagaan Malaysia yang mana proses tersebut memerlukan pengundian dua pertiga ahli Parlimen.

Jika perubahan tersebut dibuat pada peringkat Perlembagaan Negeri, ini sudah tentu bercanggah dengan peruntukan Artikel 4(i) Perlembagaan Persekutuan dan akan mengundang padah kerana Perlembagaan Negeri berkenaan boleh digantung.

Oleh itu dicadangkan langkah pertama ialah membetulkan persepsi Islam dalam perlembagaan Negeri dulu dan ini tidak ada alasan bagi Kerajaan Pusat untuk mencampurtangan dan dari segi politiknya akan memberi jarak politik yang baik kepada parti Islam.

Jika parti Islam mampu pula berkuasa di peringkat pusat tetapi tidak dua pertiga majority, kaedah yang sama boleh digunakan untuk menguatkuasakan pengertian Islam melalui Undang-Undang Tafsiran. Pindaan kepada Undang-undang Tafsiran boleh dibuat melalui majority biasa.

Walaupun ianya bukan undang-undang perlembagaan, tetapi ianya adalah undang-undang juga.

Cadangan ini tidak langsung menyentuh hak dan kebebasan orang-orang bukan Islam seperti yang sedia terjamin dalam perlembagaan sekarang.
Read more!

Pantun Politik...

Untuk Semua Rakyat

Kalau hendak memilih kain
Pilih kain bertapak catur
Kalau hendak memilih pemimpin
Pilihlah pemimpin berakhlak jujur
-----------------------------------

Untuk Rafidah

Masak durian tercium bau
Isinya sedap rasanya manis
Hendak meminta terasa malu
Didalam gelap aku menangis
-----------------------------------

Untuk Samy & Khir

Berani hanya di dalam kandang
Bila keluar tak tengok orang
Cakap besar mulut temberang
Kemana pergi dimusuhi orang
-----------------------------------



Untuk Azmi & Mahzir

Badak tenuk namanya hewan
Hidup selalu didalam hutan
Hendak menjenguk terasa segan
Diangin lalu kukirimkan pesan
-----------------------------------

Untuk Shahidan

Orang bersampan awak bersampan
Siapa belayar siapa berenang
Orang jantan awak pun jantan
Siapa yang benar dialah yang menang
-------------------------------------

Untuk Pak Lah

Daripada ke hulu perahu bergalah
Eloklah berhenti memasang panah
Daripada malu mengaku kalah
Biarlah mati dikandung tanah
-----------------------------------

Untuk Nik Aziz

Biar orang menebar pukat
Kita menebar jala berbungkal
Biarlah orang mengejar pangkat
Kita mengejar kerja yang halal
-----------------------------------

Untuk Lim GE & Koh Tsu Koon

Kalau orang pasang pelita
Kita suluh dalam peti
Kalau orang kemaruk harta
Kita kemaruk budi pekerti
-----------------------------------

Untuk Mashitah & Firdaus

Lidahnya bercabang hatipun busuk
Pendirianya goyah akalnya suntuk
Halal dan haram ia mengangguk
Akhirnya badan mati terkutuk
------------------------------------

Untuk Haji Hadi & Mat Sabu

Kita tidak mencari suluh
Suluh datang diberi api
Kita tidak mencari musuh
Musuh datang kita nanti
-----------------------------------

Untuk Beruk jika ada..

Sejak belatuk pergi kahwin
Siang malam bayan meradang
Sejak beruk jadi pemimpin
Halal haram dimakan orang
------------------------------------

Untuk Ku Li & Anwar

Ujian pertama calun pemimpin
Dalam keluarga sanak dan famili
Bila lurus teruslah main
Jika gagal lubang digali
------------------------------------

Untuk Mahathir

Jantan hanya setakad bibir
Kalau bercakap bagaikan petir
Bersua lawan ketiak berlendir
Akhirnya mati tercampak ke air
------------------------------------



P/S: Pantun² ini dipetik dari Penyokong K-J (Kerajaan Jujur dan bukannya beruk Khairi Jamaluddin)
Read more!

Sikap Baru Untuk Malaysia Baru

163727458_b4e88c85ce_o.gif

foto

Kemenangan dan kekalahan di dalam Pilihanraya Umum ke-12 pada 8 Mac lalu adalah lembaran baru untuk Malaysia Baru.

Kemenangan yang dicapai mengatasi teori-teori politik perdana yang mengisi wacana pra pilihanraya. Ia terlalu jauh dari jangkaan semua pihak.

Hakikatnya, Allah SWT sudah pun memberitahu:

annaml-50.jpg

“Dan mereka telah merancangkan (konspirasi), dan Kami pula merancangkan (balasannya), sedang mereka tidak menyedarinya.” (Al-Naml 27 : 50)

Saya yakin, rejim yang baru ditumbangkan itu tidak pernah sedar dan tidak pernah mengambil kira soal ‘perancangan Allah’. Mereka sangat yakin dengan segala keupayaan yang ada untuk meneruskan tradisi kemenangan yang sudah bagai tahu sebelum diberitahu. Kuasa majoriti besar, kuasa penguasaan media yang amat keterlaluan, kuasa wang, kuasa SPR dan segala-galanya, terungkap dalam keangkuhan hingga mereka lupa kepada Makar Allah terhadap makar mereka.

Mereka lupa siapa Allah terhadap KUASA.

alimran-26.jpg

Katakanlah (Wahai Muhammad): “Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi Kuasa pemerintahan kepada sesiapa Yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah Yang mencabut kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (Aal Imraan 3 : 26)

Setelah sekumpulan manusia membelakangkan tujuan Allah memberi kuasa, bahawa untuk mereka menegakkan keadilan dan memuliakan manusia dengan kemanusiaannya, Allah mencabut kuasa itu dan menyerahkannya kepada pasukan lain yang dengan sepenuh hati menyatakan kesediaannya untuk berlaku adil.

Jika tidak Allah, siapakah yang mengubah hati pengundi hantu untuk mengundi Barisan Rakyat?

Siapakah yang membuang prejudis dari hati kaum non-Muslim untuk menyokong PAS?

Allah yang Maha Adil memuliakan keadilan, dan mengangkat manusia yang menjunjung keadilan, menghina dan menjatuhkan si zalim dan kezalimannya.

Itu sifir jatuh bangun setiap sudut kehidupan manusia sebagaimana yang tercatat di dalam rakaman sejarah.

SEGALANYA BARU

Segala-galanya adalah baru.

Sebagaimana Khir Toyo, Tajol Rosli dan Mahadzir Khalid perlu menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa kuasa bersama status baru sebagai Ketua Pembangkang, begitulah suasana baru ini memerlukan semua pihak untuk belajar menyesuaikan diri.

Kelantan menang selesa untuk meneruskan agenda yang telah sedia ada.


foto

Akan tetapi bagi negeri-negeri lain seperti Kedah, Pulau Pinang dan terutamanya Selangor dan Perak, ia adalah sesuatu yang baru. Suasana yang baru ini memerlukan kita kepada sikap yang segar dan baru untuk menyambutnya dengan betul. Bukankah sebelum pilihanraya lagi, kita sudah bekerja keras untuk mewujudkan pendirian yang segar dan baru untuk mengundi?

Kita melihat kaum Cina dan India tanpa ragu-ragu mengibarkan bendera PAS dan PKR. Malah mereka hadir dengan jumlah yang amat signifikan ke ceramah kempen-kempen pilihanraya PAS dan PKR hingga sebahagiannya terangsang untuk sama bertakbir! Itu pengalaman saya sendiri semasa berkempen. Dan itu sudah pun mencorakkan Malaysia dengan Malaysia yang baru.

Biar pun agak penat berdepan dengan usaha menyuntik pembaharuan kepada politik orang Melayu (akibat pelbagai TAHU tetapi terus lemah MAHU dan MAMPU), namun suasananya tetap suasana baru. Orang Melayu yang Muslim itu, dengan semangat Islam mereka pantas menyokong dan mengundi PKR malah DAP!

“Ada pahala ke ustaz, kalau undi DAP?”, tanya orang kepada saya.

“Pastinya, pengundi BN tahun 2008 dunia tak dapat, Akhirat pun tak dapat!”, itu jawapan ringkas saya.

Dalam erti kata yang lain, tiada lagi PAS untuk Melayu Muslim atau DAP sebagai lawannya. Kesemuanya bergerak senada bahawa kita menolak kezaliman dan penindasan Barisan Nasional, lantas setiap parti menerima sokongan yang amat pluralistik wajahnya.

MENGAPA MAHU KEMBALI KEPADA YANG LAMA

Setelah kejayaan di dalam pilihanraya dikecap dengan usaha baru, mengapa kemenangan itu mahu disambut dengan kembali kepada isu-isu lama? Kenapa mahu berpatah kepada square one?

13 Mei 1969…

Ia menjadi titik resah segelintir yang silap membaca sejarah.

Pilihanraya 2008 bergerak bukan dengan sentimen perkauman. Isunya bukan isu perkauman. Bukan Melayu tipu Cina atau India, bukan Cina atau India yang menjadi masalah kepada Melayu. Tetapi Melayu, Cina dan India bangkit untuk berdepan dengan Barisan Nasional, yang menjadi masalah kepada semua orang.

UMNO kalah, MCA kalah, MIC kalah. Pemenang adalah rakyat yang menjunjung keadilan dan menolak kezaliman.

Ini sudah cukup untuk menjadikan 8 Mac 2008, tiada kena mengena dengan 13 Mei 1969.

Tambahan pula dengan sokongan warna warni yang diterima oleh PAS, PKR dan DAP… menjadikan sentimen perkauman sungguh tidak relevan. Sebaliknya harapan setiap pengundi yang mengundi pembangkang, tanpa mengira parti, adalah untuk memulihkan harapan kita bagi melihat Malaysia yang lebih sejahtera.

Pagi Ahad 9 Mac 2008 adalah pagi yang sangat aman.

Ia mendamaikan jiwa kita semua.

Malah pihak yang menang sudah pun membuat kenyataan awal bahawa kemenangan ini tidak akan disambut dengan apa-apa acara, khususnya acara jalanan, kerana menghormati kemenangan itu sebagai suatu tanggungjawab. Ini juga sudah amat berbeza dengan mood 1969.

Begitu juga dengan majoriti pengundi 2008. Mereka bukan lagi Melayu yang sengsara dengan penyeksaan zaman Jepun atau era komunis. Mereka bukan lagi Cina atau India yang diberi kerakyatan, tetapi mereka adalah anak Malaysia yang melihat negara ini dengan pandangan yang sama seperti pandangan Melayu.

Jika Malaysian Malaysia yang dilaungkan oleh DAP pada 1969 banyak bercakap tentang soal HAK, maka laungan Barisan Rakyat pada 2008 lebih banyak bercakap tentang soal PERANAN.

1969 hanyalah modal divide and rule yang selayaknya diperkatakan oleh golongan yang kehilangan kuasa semata-mata. Perlakuan membakar Tadika KEMAS atau apa sahaja yang bersifat provokasi kebelakangan ini, hanyalah perlakuan golongan yang tidak dapat menerima kekalahan. Apa rasionalnya untuk Barisan Rakyat bertindak sedemikian?

Bagi Barisan Rakyat, kita harus memandang ke depan, dengan wajah dan sikap yang baru.

ANTARA HAK DAN PERANAN

Sikap baru yang diperlukan oleh kita semua bagi mengisi kemenangan 2008, amat bergantung kepada persepsi kita kepada soal HAK dan PERANAN.

Hal ini lebih ketara untuk menjawab isu yang berlaku di negeri Perak.

Tentu sekali, tiada dalam perhitungan PAS, DAP dan PKR di Perak untuk merancang kemenangan hingga beroleh kuasa. Malah isu Undang-undang Tubuh Negeri yang menjadi topik hangat semasa juga tidak timbul sama sekali kerana tidak tergambar di fikiran sesiapa untuk melihat Barisan Nasional bergerak sebagai pembangkang di negeri ini.

Proses perlantikan Menteri Besar dan seterusnya Exco Kerajaan Negeri, sangat memerlukan kita semua kepada memfokuskan soal PERANAN berbanding HAK.

Rakyat secara keseluruhannya mengundi DAP, PKR dan PAS bukanlah sebagai ekspresi menuntut hak. Sebaliknya kita semua mahukan sebuah kerajaan baru yang lebih baik, yang lebih berkesan dalam melaksanakan peranannya. Maka pembentukan kerajaan baru di negeri Perak mestilah keluar dari soal perdebatan tentang hak kepartian, sebaliknya kembali memikirkan soal efisyensi dan peranan… kerajaan yang bagaimanakah yang membolehkan mereka berperanan dan bukannya soal kerajaan yang bagaimanakah yang berjaya memberikan hak atas asas parti.

Saya sebagai anak Perak, mahukan pemimpin yang mampu berperanan dan menyuburkan persefahaman dalam kerajaan baru serba baru ini, tanpa mengambil kira soal parti. Saya tidak mahu dipimpin oleh Melayu yang tidak berkemampuan.

Saya meyakini kebijaksanaan Istana Perak yang bertuah dengan Sultan Negeri yang juga bekas Ketua Hakim Negara. Begitu juga dengan pemangkunya yang amat terpelajar dan berpemikiran tinggi untuk mengatur kami rakyat Perak dengan sebaiknya. Perak adalah negeri yang terbukti bijak, pada tahun 2008.

Malah saya juga meyakini keterbukaan pemimpin PAS, DAP dan PKR untuk mengambil peluang dari kemenangan ini untuk saling bekerjasama, belajar dan mengajar serta memfokuskan orientasi mereka kepada peranan dan bukan lagi permainan hak yang sudah sekian lama membantutkan Taaruf yang tulen oleh sesama rakyat yang berbilang bangsa juga agama.

PELUANG BELAJAR

Bagi PAS Perak, ambillah peluang ini untuk belajar dan menimba pengalaman yang unik. Jika PAS Perak berjaya membangunkan pemikiran siasah mereka dalam suasana Perak, maka PAS Perak boleh menjadi model terbaik untuk PAS yang compatible dengan realiti Malaysia.

Allah SWT menganugerahkan PAS Perak dengan peluang untuk mencanai fikrah dan agendanya dalam suasana kerajaan campuran, agar PAS bertemu dengan formula Politik Islam yang berjaya mentadbir kepelbagaian bangsa dan agama, yang sebelum ini hanya mampu berteori.

Kelantan dan Terengganu tiada peluang seperti ini kerana dominasi penduduk Melayu Muslim yang ketara.

Namun di negeri Perak, PAS berpeluang untuk duduk bersama kaum dan agama yang pelbagai… ia bakal menjadi pengalaman yang amat berharga untuk menafikan dakwaan Olivier Roy di dalam analisanya, “The Failure of Political Islam“.

Bukan sahaja untuk PAS, malah DAP juga berpeluang untuk lebih mendekati kaum yang pelbagai.

Di kawasan saya di P.64 dan N.27, pengundi Melayu mengundi DAP untuk menambahkan kemenangan Lim Kit Siang dan Su Keong Siong tanpa pernah mengenali dan bersemuka dengan mereka berdua.

Tetapi undian diberikan kerana Lim Kit Siang merupakan seorang Ahli Parlimen yang sangat efektif. Beliau memainkan peranan yang penting dalam membela nasib rakyat melalui PERANANnya di Parlimen dan dikenali sebagai the sworn enemy of corruption, abuses of power and gross mismanagement . Pengundi beliau di P.64 berbangga menghantar Ahli Parlimen yang paling aktif, malah menjawat jawatan Ketua Pembangkang dengan berkesan. Ia jauh lebih membanggakan berbanding dengan pengundi di P.41 yang menghantar sang penidur dan punca kemerosotan partinya sendiri.

Begitu juga dengan Thomas Su yang menjadi ADUN di N.27 Pasir Pinji harus mengambil peluang dari mood 2008 untuk mendekati penduduk Melayu di Kampung Pasir Puteh dan PAS Kawasan boleh memainkan peranan untuk menjadi orang tengah dalam memobilisasikan Thomas Su agar lebih mesra dengan pengundi Melayu.

Ia adalah peluang belajar untuk semua.

DAP dan PAS yang lebih berkepelbagaian, bersama PKR yang boleh banyak berperanan untuk menjadi pendamai antara dua dimensi DAP dan PAS… akan menghasilkan formula terbaik untuk Malaysia.

aalimraan-54.jpg

“Dan mereka itu pun merancangkan tipu daya, dan Allah pula membalas tipu daya (mereka); dan (ingatlah), Allah sebijak-bijak yang membalas (dan menggagalkan segala jenis) tipu daya” (Aal Imraan 3 : 54)

Nak tengok Malaysia baru, tengok Perak!

ABU SAIF @ www.saifulislam.com
56000 Kuala Lumpur

Read more!

A Kelantanese Chinese view of PAS rule

By Richard Teo

Yes the tide is turning in Kelantan but certainly not in favour of BN but for PAS. As a kelantanese I can safely tell Najib the true current political situation in Kelantan. How could Zubaidah Abu Bakar speculate in the 6th Jan.2008 NST that “there are many in Kelantan who want to see a change of government”?

This is farthest from the truth. The Malay psyche in Kelantan is vastly different from the psyche of Malays from the other states. The Malays in Kelantan are astute when it comes to politics. That explains why it is the only Malay state where the opposition party other than UMNO has ruled for a substantial period since Merdeka.

During BN’s tenure, pork sellers in the Chinese market were harrassed daily. They were confined to a small inconspicous space where pork could be sold hidden from public view. There was conditional and restricted time when pork could be sold. When PAS took over the government in 1990, they improved the Chinese market and pork was sold without any restrictions. In short they were not harrassed.

Again, during BN’s tenure, Chinese could not buy houses built on Malay reservation land. Since most of the land come under the purview of Malay reservation, most Kelantanese Chinese could not own a home. But all these changed when PAS came to power.

Under the able DUN of Kota Bharu, Dato Annuar Tan, 30% of houses built on Malay reservation land were allocated for sale to the Kelantan Chinese.

Any doubts where the Chinese loyalty lies can easily be dispelled by visiting the Chinese enclave in Jalan Kebun Sultan. Ask any Chinese business community there and they will brazenly tell you that they will vote for PAS. Yes the Chinese votes in Kelantan are solidly behind PAS.

It is also a fact that the Chinese miniority’s vote in Kelantan are insignificant and confined to only few seats where their votes are crucial for victory or loss. But in a state where a lot of seats are won and lost by a handful of votes this becomes immensely important where in the final analysis the fate of the government could merely depend on the margin of one or two seats.

The Malays in Kelantan were generous in giving Pak Lah a resounding victory in 2004. But this was partly due to PAS over-zealous Islamic reforms which persuaded the Malays to vote for Pak Lah’s Islam Hadhari. Further they were captivated by Pak Lah’s assurance of tackling corruption which was beginning to be rampant in all branches of the government. But alas, Pak Lah was a disappointment. Instead he took it as an opportunity for his relatives and family to plunder the nation’s wealth by giving contracts to his son and son-in law.

There is a saying among the Malays in Kelantan that UMNO can fool the Malays in the other states with their rhetoric of ‘Ketuanan Melayu’ but they cannot fool the Malays in Kelantan. They are aware that BN has introduced many programmes and development projects.

According to Datuk Annuar Musa “RM2 billion worth of projects are flowing into the state”. But the local malays will ask you who are the beneficiaries of these projects? Yes, its the UMNO cronies and the UMNO connected politicians who will secure all the major contracts.

Of late, the sprinkling of Indians are also behind PAS not due to Hindraf’s effort but because of the awareness that it was under PAS rule that a prominent land in Jalan Hamzah was approved for the Hindus to build a temple when the same approval was rejected by BN four times before.

Because of centuries of close proximity of Kelantan to Thailand and the close rapport between the Chinese and the Kelantanese Malays, the local Malays are not only intelligent and well-versed in commerce but they are very conversant with local and federal politics. This perhaps explain why UMNO with their brand of politics can never fool the Kelantan Malays.

In the coming general election BN will not only lose in Kelantan it will lose as badly as in 1990. This is not only a fact, it is a promise.





Source: Malaysians Unplug
See also: JedYoung Read more!

PERJUANGAN Akhirnya Akan Membuahkan KEJAYAAN, InsyaALLAH… Aminnn… KEJAYAAN Setelah KEZALIMAN: Tuan Guru Abdul Hadi Awang



Sayid Qutub berkata:Kemenangan itu adalah disimpan untuk mereka yang wajar menerimanya dan tiada yang wajar menerimanya melainkan orang- orang yang sanggup berdiri teguh sehingga akhir. Mereka sanggup teguh menghadapi menghadapi kesusahan dan penderitaan, sanggup teguh menghadapi goncangan-goncangan dan mereka sanggup mereka sanggup menghadapi rempuhan ribut badai. Read more!

People Are Ready To Defend The Last Frontier

sholat-hajat.jpg

sujud.jpg

mohon-restu.jpg


ke-medan-perang.jpg

bersatu.jpg

penyerahan-borang-pencalonan.jpg

tamat-masa.jpg


calon-pas-kubang-kerian.jpg

bersedia.jpg

Source: Kickdefella

Read more!

Idris Jusoh fitnah Haji Hadi dengan niat jahat dan busuk

Oleh WTKO

 Hari ini akhbar media perdana telah memainkan peranan membuat fitnah mengatakan Haji Hadi seorang yang sombong dan bongkak kerana enggam bersalam dengan calon BN Datuk Dr Ahmad Ramzi Mohamad Zubir selepas proses penamaan calon.

Apa yang sebenarnya ialah mereka minta untuk bersalam dan bergambar, kononnya nak tunjuk mesra. Haji hadi jawab tak payoh (maksud tak naklah..)

Idris Jusoh cuba menipu rakyat dengan menggunakan kelebihan media massa adalah menunjukkan sifat serta perangainya yang buruk dan jahat

Anda boleh mengambil poster ini di

Poster JPG saiz 700 pixel --> Klik disini
Poster PDF saif 2048 pixek --> klik di sini

Sumber: Tranungkite.net

Read more!

Undi BA, jadikan Pak Lah Ketua Pembangkang di Parlimen

Oleh Mohd Sabri Said

PERMATANG PAUH, 25 Feb (Hrkh) - Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat Malaysia (KeADILan), Dato’ Seri Anwar Ibrahim menyeru semua rakyat memberikan undi pada Barisan Alternatif (BA) dalam pilihan raya kali ini untuk memastikan Presiden Umno menjadi Ketua Pembangkang di Dewan Rakyat selepas pilihan raya umum pada 8 Mac nanti.

Bukan sahaja Dato’ Seri Abdullah rakyat juga disaran menghukum Timbalannya, Dato’ Seri Najib supaya mengalami nasib yang sama agar memudahkan Kerajaan BA menghantarnya menjadi Duta di Monggolia.

Jelasnya, itupun kalau rakyat di Parlimen Kepala Batas, Pulau Pinang dan Pekan, Pahang mahukan khidmat mereka sebagai Ahli Parlimen dilanjutkan.

“Jika mereka menang pun biar sekadar menjadi Ketua Pembangkang manakala Najib kita hantar sebagai Duta di Monggolia,” tegasnya ketika memberikan amanat pada pengundi sempena mengumumkan nama-nama calon KeAdiLan di Taman Kelasah, Permatang Pauh semalam.

Menurut Dato’ Seri Anwar, pemuda yang mahu bekerja untuk Umno sila jalankan kerja seperti biasa kerana mungkin takut diugut kerana berkhidmat dengan kerajaan tetapi ingat bila undi nanti biar memangkah BA.

Beliau memberitahu, jika sekiranya mereka mendapat habuan kurang daripada RM400.00 untuk laksanakan kerja BN bermakna mereka telah ditipu kerana sejak dulu BN tidak pernah membayar kurang daripada itu.

“Kita tahu jika mereka nak kerja untuk BN kerjalah tapi kena ingat pembayaran mesti beres jangan ditipu. Lazimnya pembayaran lebih dari RM400.00 semalam jika dapat kurang dari itu bermakna ada orang ambil peluang terhadap jentera muda, ” tambahnya lagi.

Jika dapat pula kata beliau, jangan lupa bagi sebahagiannya pada BA untuk melawan mereka balik kerana wang itu adalah wang rakyat.

Seandainya diberikan bendera untuk dinaikkan, jentera pemuda Umno usah sangkutkan di tiang tinggi sebaliknya setengah tiang sahaja kerana Umno bakal mati menjelang pilihan raya kali ini.

“Sangkut bendera BN setengah tiang sahaja baru sesuai dengan umur mereka yang tidak panjang, “jelasnya dengan gelak ketawa ribuan hadirin. - mks.

Read more!

Sokong Islam Atau Muslim?

Oleh Abusaif

a
"Assalamualaikum ustaz. Macam mana dengan tempat kita? Tak pernah ada calon orang kita. Okay ke kalau nak undi calon Cina?", bunyi sebuah sms yang dihantar kepada saya.

Hampir setiap hari saya diajukan soalan yang sama. Bagaimana mahu memilih calon?

Ada sesetengah kawasan sama ada di Parlimen atau Dewan Undangan Negeri, kedua-dua calon BN dan BA adalah Melayu dan Muslim. Ada juga yang salah satunya Melayu Muslim manakala di satu pihak yang lain adalah bukan Melayu dan bukan Muslim. Malah ada juga kawasan yang kedua belah pihak adalah bukan Melayu dan bukan Muslim.

Cara saya mengkategorikannya pun sudah tidak sedap dibaca. Macam ada yang tidak kena.

Memang ada yang tidak kena!

Bagi yang tidak mempunyai rujukan agama, atau mempunyai agama tetapi tidak menyandarkan pilihannya kepada agama, tidak sulit untuk mereka membuat pilihan. Maka kelihatannya tidak sulit untuk kaum Cina dan India, Buddha dan Hindu atau Kristian dan sebagainya, membuat pilihan.

Fikir logik sudah memadai.

Penipu, pengkhianat, tidak buat kerja, cakap tak serupa bikin…. ditolak.

Komited dengan integiriti, memperjuangan keadilan, ketelusan, kebersihan pentadbiran negara dan menghormati pendirian rakyat… akan dipilih.

Soal agama apa, bangsa apa… bukan isunya.

BAGI KITA MUSLIM, ORANG ISLAM

Akan tetapi bagi orang Melayu, yang beragama Islam lantas dikenali sebagai Muslim, Melayu Muslim… pelbagai cabang kepala dan idea terbit di musim pilihanraya. Makin merujuk kepada agama, makin bercelaru panduan-panduan mengundi tersebar di alam siber maya.

Bagi yang pemalas, mudah sahaja, "ahh, undi sapa pun buang masa sahaja. Tak ada makna. Dua kali lima. Baik duduk rumah kunyah kuaci!"

Golongan putus harapan seperti ini diharapkan diam dan telan sahaja apa yang berlaku di sepanjang empat tahun akan datang. Kenaikan harga barang, rasuah dan penyelewengan, kanak-kanak diculik satu demi satu dan tiada yang ketemu, kehancuran sosial dan hilangnya ketenteraman dalam kehidupan, DIAM SAHAJA kerana keputus asaan anda dalam pilihanraya melayakkan anda untuk hilang hak mengeluh, hilang hak bersuara.

Lantas calon bagaimana yang harus dipilih?

BOLA SEPAK DAN BUKANNYA BADMINTON

Pertamanya…

Wakil rakyat, sama ada di Dewan Undangan Negeri, khususnya di Parlimen seumpama mereka yang bermain bola sepak. Mereka bukan bermain badminton. Dalam erti kata yang lain, mereka bergerak dan berperanan secara berpasukan. Seorang ahli parlimen tidak akan bertindak atas pertimbangan peribadi, sebaliknya mereka bersepakat di atas satu keputusan bersama oleh pasukan yang diwakili.

Maka, kelebihan personaliti seorang calon hanya mewakili bahagian yang kecil sahaja daripada kelayakan dirinya untuk dinilai oleh pengundi. Kelebihan personaliti, integriti dan kualiti seorang calon, adalah urusan parti untuk meneliti dan akhirnya meletakkan hanya yang terbaik sebagai calon. Ada pun bagi pengundi, mereka harus memahami bahawa menghantar wakil ke Parlimen atau Dewan Undangan Negeri, bukan menghantar pemain badminton, tetapi pasukan bola yang akan bermain di dalam satu pasukan.

Maka jangan hanya menilai peribadi calon, tetapi tumpukan kepada pasukan yang diwakilinya.

SOKONG ISLAM ATAU MUSLIM?

Berat soalan ini.

Jika anda menyokong ISLAM, bermakna anda menyokong PRINSIP. Islam sebagai prinsip menjulang keadilan, ketelusan, komitmen kepada perjanjian dan amanah, iaitu nilai-nilai yang didukung bukan sahaja di atas nama Islam, tetapi boleh juga tanpa nama Islam.

Akan tetapi jika anda menyokong MUSLIM, maka anda mempertimbangkan identiti calon, dan bukan prinsip serta integritinya. Jika anda mengundi seorang calon hanya kerana dia itu MUSLIM… anda tidak berlaku adil, anda pengamal ASABIYYAH.

asabiyyah.JPG

"Rasulullah SAW ditanya, apakah dianggap 'Asabiyyah jika seseorang itu mengasihi kaumnya? Baginda SAW menjawab, "TIDAK, AKAN TETAPI APA YANG DIANGGAP SEBAGAI 'ASABIYYAH ITU IALAH APABILA SESEORANG ITU MENOLONG KAUMNYA ATAS KEZALIMAN!" [Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, hadith Wathilah bin al-Asqa']

Sama ada seseorang itu diundi kerana dirinya seorang Melayu, atau semata-mata dirinya seorang Muslim, sedangkan pengundian itu bakal mengekalkan kezaliman pasukan yang diwakilinya ke atas sekalian rakyat, maka pemilihan itu adalah ASABIYYAH, tidak mungkin sama sekali boleh dilihat sebagai suatu pilihan yang disandarkan kepada mana-mana prinsip Islam.

Islam menjulang keadilan dan menentang kezaliman.

Keadilan harus dipertahankan, biar pun dengan mempertahankan seorang bukan Muslim.

Kezaliman mesti dibanteras, biar pun pelakunya adalah seorang Muslim, hatta bapa atau anakmu sendiri.

KISAH UMAR DAN AMRU BIN AL-'AAS

Kita tidak lupa kepada kisah seorang warga Mesir yang bukan Muslim telah datang mengadu kepada Umar al-Khattab, bagaimana kejayaannya di dalam lumba kuda telah dinafikan oleh Muhammad iaitu anak kepada Amru bin al-'Aas, Gabenor Mesir ketika itu. Muhammad telah menempelak lelaki itu dan menghinanya sebagai orang kebanyakan sedangkan beliau adalah anak seorang Gabenor, seorang yang mulia.

Lelaki itu telah mengadu kepada Umar al-Khattab tentang kezaliman yang menimpa dirinya, lalu Umar memerintahkan Amru bin al-'Aas dan anaknya Muhammad datang bertemu beliau di Madinah. Umar telah memerintahkan lelaki itu mengkasari semula Muhammad sebagaimana ia telah diperlakukan olehnya. Lantas Umar telah melafazkan ucapannya yang masyhur:

ahrara.JPG
Wahai Amru, bagaimana kamu boleh memperhambakan manusia sedangkan mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka bebas merdeka!"

KEADILAN UNTUK SEMUA

Prinsip Islam tidak mengenal Muslim atau bukan Muslim. Apa yang dipertahankan dan dijulang adalah keadilan.

Pilihanraya adalah proses terpenting untuk membersihkan negara daripada keangkuhan kuasa yang sudah lama bertahan, dan sewenang-wenangnya melakukan kezaliman dan penindasan.

zaliman.JPG
Daripada Anas Radhiyallahu 'anhu, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda, "BANTULAH SAUDARA KAMU, SAMA ADA DIA ITU ZALIM ATAU DIZALIMI". Para sahabat berkata, "wahai Rasulullah, kami pasti membantu orang yang dizalimi ini, tetapi bagaimana pula kami boleh mambantu orang yang zalim?". Baginda SAW menjawab, "CEGAHLAH SI ZALIM ITU DARI TERUS MELAKUKANNYA" (hadith riwayat al-Bukhari)

TOLONG MEREKA YANG DIZALIMI

Jika anda mahu membantu sekalian yang dizalimi sama ada di dalam tahanan ISA, yang dituduh tanpa kesalahan, yang menjadi mangsa penipuan, penindasan, tekanan ekonomi, politik dan sosial, MAKA BUATLAH PILIHAN YANG BETUL DENGAN MENYOKONG ISLAM, BUKANNYA MUSLIM. Sokonglah pasukan yang memperjuangkan keadilan, ketelusan, dan kebajikan sekalian rakyat tanpa memilih bangsa dan agama.

TOLONG MEREKA YANG ZALIM

Jika anda mahu benar-benar membantu sekalian yang zalim dan bongkak selama ini, hentikan mereka dari terus menang dan berpeluang meneruskan kezaliman.

Itu juga pesan mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir ke arah membersihkan BN dan Malaysia.

TOLONG KEZALIMAN

Akan tetapi, jika anda memilih Muslim dan non Muslim yang zalim atau menambahkan kekuatan pasukan yang zalim, untuk terus melakukan kezaliman, "ucapkanlah selamat tinggal kepada umat yang pasti binasa itu!"

Bila kalian mendapati keadaan di mana umatku takut untuk berkata kepada orang zalim, "Wahai zalim", maka kamu telah diucapkan selamat tinggal daripada mereka (HR. Ahmad)

"Seeru 'ala barakatillah"


taknak_bn.jpg

http://img99.imageshack.us/img99/9647/undilahpaspy7.png

Abu Saif @ www.saifulislam.com Read more!